Di tengah lautan game ARPG (Action Role-Playing Game) yang mencoba menyaingi dominasi Diablo dan Path of Exile, muncul Last Epoch dari Eleventh Hour Games – sebuah game yang berhasil menemukan identitas uniknya sendiri. Dengan kombinasi sistem time-travel, crafting yang mendalam, dan class customization yang hampir tak terbatas, Last Epoch berhasil menarik perhatian dultogel para penggemar genre ini. Artikel ini akan membedah segala aspek Last Epoch, mulai dari dunia yang terpecah oleh waktu, mekanik gameplay inovatif, hingga alasan mengapa game ini layak menjadi alternatif serius bagi para pencinta ARPG.
Dunia Eterra: Sebuah Peradaban di Ambang Kehancuran
Last Epoch mengambil latar di dunia Eterra, sebuah alam yang terancam oleh The Void – kekuatan kosmik yang menggerogoti realitas. Yang membedakannya dari setting ARPG lain adalah elemen time-travel yang memungkinkan pemain menjelajahi era berbeda:
- Masa Lalu yang Megah: Menyaksikan peradaban Eterra di puncak kejayaannya.
- Masa Sekarang yang Kacau: Dunia yang hancur oleh perang dan bencana magis.
- Masa Depan yang Suram: Visi mengerikan tentang apa yang terjadi jika The Void menang.
Setiap era tidak hanya berbeda secara visual, tetapi juga menawarkan musuh, quest, dan loot unik, menciptakan pengalaman eksplorasi yang dinamis.
Sistem Kelas: Kebebasan yang Hampir Tak Terbatas
Last Epoch menawarkan 5 kelas dasar (Mage, Primalist, Rogue, Acolyte, Sentinel), masing-masing memiliki 3 mastery class spesifik yang bisa dipilih di level tertentu. Contohnya:
- Acolyte bisa berkembang menjadi:
- Necromancer (memanggil pasukan undead)
- Lich (mengorbankan HP untuk kekuatan gelap)
- Warlock (ahli damage over time)
Yang istimewa adalah skill tree setiap skill aktif (setiap skill memiliki pohon perkembangan sendiri), memungkinkan kustomisasi build yang sangat mendalam. Seorang Necromancer bisa fokus pada skeleton archer atau justru mengubahnya menjadi bom berjalan – pilihan ada di tangan pemain.
Crafting & Loot: Sistem yang Ramah Pemain tapi Tetap Dalam
Salah satu keunggulan Last Epoch adalah cara menghadirkan kompleksitas tanpa membuat pemain kebingungan:
- Crafting Predictable: Tidak seperti Path of Exile yang sering bergantung pada RNG, crafting di sini menggunakan material dengan efek yang jelas.
- Item Legendary Potential: Item unik bisa di-upgrade dengan stat tambahan berdasarkan “potensi”-nya.
- Glyph & Rune System: Materi khusus yang memungkinkan memodifikasi item dengan efek unik.
Endgame: Monolith of Fate & Dungeon
Setelah menyelesaikan campaign, pemain bisa menikmati:
- Monolith of Fate: Sistem endless dungeon dengan modifer acak dan cerita tambahan.
- Arena Challenges: Tes bertahan melawan gelombang musuh yang semakin kuat.
- Dungeon dengan Mekanik Unik: Seperti Temporal Sanctum yang memanipulasi waktu.
Multiplayer & Komunitas
Setelah lama ditunggu, Last Epoch akhirnya menghadirkan mode multiplayer yang mendukung:
- Co-op untuk 4 pemain
- Shared loot system yang adil
- Arena PvP khusus
Kenapa Last Epoch Spesial?
- Balance antara Kedalaman & Aksesibilitas: Tidak terlalu sederhana seperti Diablo 3, tapi tidak serumit Path of Exile.
- Narasi yang Kuat: Cerita tentang perjalanan waktu dan pertarungan melawan kepunahan.
- Build Diversity: Ribuan kombinasi skill yang layak untuk endgame.
- Developer yang Responsif: Tim kecil yang sangat aktif mendengarkan komunitas.
- Harga Terjangkau: Dengan konten yang setara game AAA.
Kekurangan yang Perlu Diperhatikan
- Visual yang Masih Berkembang: Tidak sepolish Diablo 4.
- Kurangnya Fitur Sosial: Guild system masih dasar.
- Server Issues: Terkadang mengalami masalah latency.
Kesimpulan: Masa Depan Cerah untuk ARPG
Last Epoch membuktikan bahwa inovasi masih mungkin dalam genre ARPG. Dengan sistem kelas yang fleksibel, crafting yang memuaskan, dan dunia yang kaya lore, game ini layak menjadi tempat dultogel berlama-lama bagi para pencinta loot dan progresi karakter. Jika Anda mencari pengalaman ARPG yang segar namun tetap familiar, Last Epoch adalah jawabannya.