Di tengah gelombang game horor psikologis yang semakin beragam, Dolls Nest hadir membawa nuansa berbeda yang menantang batas antara kenyataan dan delusi kingkong 4d. Game ini tidak hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga menyuguhkan narasi kompleks dan atmosfer menakutkan yang membenamkan pemain dalam labirin mental karakter utamanya. Dengan kombinasi seni visual yang gelap, audio atmosferik yang menusuk, serta teka-teki penuh simbolisme, Dolls Nest menjadi judul yang layak diperbincangkan—terutama bagi mereka yang gemar dengan game bernuansa kelam, misterius, dan penuh makna tersembunyi.
Dunia di Balik Boneka: Cerita dan Atmosfer
Dolls Nest membawa pemain masuk ke dalam pikiran seorang anak perempuan yang tampaknya sedang mengalami trauma berat. Ia terbangun di sebuah rumah tua yang penuh dengan boneka—namun bukan boneka biasa. Setiap boneka memiliki aura tersendiri: ada yang tampak menyedihkan, ada yang penuh amarah, dan ada pula yang terlihat seperti menyimpan rahasia besar.
Rumah tua ini tak hanya menjadi latar belakang, melainkan juga semacam labirin metaforis yang mewakili kondisi mental si tokoh utama. Setiap ruangan menyimpan kilasan masa lalu, percakapan internal yang menakutkan, serta simbol-simbol yang menggambarkan rasa bersalah, ketakutan, dan kehilangan. Visualnya sangat ekspresif, seperti lukisan mimpi buruk yang bergerak. Lampu temaram, lantai kayu berderit, dan jendela-jendela yang tidak pernah benar-benar menunjukkan dunia luar, menambah kesan terjebak dalam pikiran yang rusak.
Gameplay yang Menantang Emosi
Berbeda dari game survival horror klasik yang mengandalkan mekanik bertahan hidup, Dolls Nest lebih mirip dengan permainan petualangan naratif dengan elemen puzzle dan eksplorasi. Pemain akan diminta untuk menyusun potongan-potongan kisah masa lalu melalui catatan harian, lukisan, foto yang robek, hingga interaksi dengan boneka yang bisa “berbicara”.
Setiap keputusan pemain dapat memengaruhi jalannya cerita, bahkan membuka kemungkinan untuk ending yang berbeda. Beberapa boneka akan menjadi teman, sebagian menjadi musuh, dan sisanya? Mereka hanya akan mempermainkan pikiranmu.
Salah satu kekuatan game ini adalah kemampuannya menggiring pemain untuk mempertanyakan kenyataan. Apakah semua ini benar-benar terjadi? Ataukah ini hanya skenario dalam kepala sang protagonis? Semakin jauh menjelajah, pemain akan semakin sulit membedakan mana fakta dan mana ilusi. Di sinilah Dolls Nest mencengkeram erat sisi psikologis pemain.
Visual dan Audio: Estetika yang Menyeramkan tapi Menawan
Secara visual, Dolls Nest berhasil tampil unik. Gaya seninya menggabungkan ilustrasi semi-realistik dengan efek distorsi visual yang muncul seiring kondisi mental karakter utama memburuk. Warna-warna redup seperti abu-abu, biru gelap, dan merah darah mendominasi palet warna permainan ini, menciptakan nuansa suram yang konsisten sepanjang permainan.
Sementara itu, elemen audio digarap dengan sangat hati-hati. Musik latarnya tak selalu hadir, dan ketika muncul, ia hanya berupa petikan piano lirih atau desahan pelan yang menyeramkan. Efek suara seperti suara langkah kaki di lantai kayu, tangisan samar, hingga tawa boneka dari kejauhan, membuat pemain terus merasa waspada bahkan dalam momen yang tampaknya tenang.
Ada juga beberapa sekuens di mana suara karakter utama berubah-ubah tergantung pada pilihannya, seolah-olah ia sedang mendengarkan suara dari masa lalunya sendiri. Efek suara inilah yang membuat Dolls Nest terasa hidup, atau lebih tepatnya, menghidupkan teror.
Tema Besar: Trauma, Pengabaian, dan Diri yang Terpecah
Dolls Nest bukan hanya game horor untuk membuat pemain berteriak kaget. Game ini lebih dalam dari itu. Ia membicarakan tema-tema besar yang relevan dan menyakitkan: trauma masa kecil, pengabaian dari orang tua, serta bagaimana pikiran bisa menciptakan dunia sendiri untuk bertahan dari rasa sakit.
Boneka dalam game ini bukan sekadar benda mati. Mereka merepresentasikan berbagai aspek kepribadian dan kenangan sang protagonis. Ada boneka yang sangat protektif, ada yang manipulatif, dan ada pula yang hanya diam sambil mengamati. Semua karakter boneka memiliki kepribadian dan dialog yang menggambarkan keretakan jiwa sang tokoh utama.
Ketika pemain menyelesaikan game ini, mereka tidak hanya mendapatkan “ending”, tetapi juga pengalaman batin. Beberapa pemain bahkan mengaku merenungkan kembali masa kecil mereka sendiri setelah menyelesaikan Dolls Nest.
Keunggulan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Cerita mendalam dan emosional
- Atmosfer horor yang konsisten dan tidak klise
- Visual artistik dan penuh detail
- Sistem pilihan yang memengaruhi jalan cerita
- Musik dan suara yang menghantui
Kekurangan:
- Tempo permainan cenderung lambat, tidak cocok bagi penggemar aksi cepat
- Beberapa puzzle bisa terasa terlalu simbolik dan membingungkan
- Ending yang ambigu mungkin tidak disukai semua orang
Namun, kekurangan tersebut bisa dibilang subjektif. Apa yang dianggap kelemahan oleh sebagian pemain, justru bisa menjadi kekuatan bagi yang lain. Terutama bagi pemain yang menyukai pengalaman bermain yang mengedepankan refleksi dan interpretasi.
Apakah Dolls Nest Layak Dicoba?
Jika kamu adalah penggemar Silent Hill, Fran Bow, atau Layers of Fear, maka Dolls Nest adalah game yang seharusnya kamu mainkan. Ia menyajikan pengalaman yang berbeda dari horor biasa, lebih menekankan pada beban emosional daripada sekadar jump scare.
Sebagai editor, saya melihat Dolls Nest sebagai salah satu game horor indie yang mampu menginspirasi. Tidak hanya soal cara bercerita, tetapi juga keberaniannya menyentuh tema-tema berat yang jarang dieksplorasi di dunia game.
Game ini menunjukkan bahwa horor sejati tidak selalu datang dari monster atau hantu, tetapi bisa muncul dari dalam diri sendiri. Dan ketika kamu menutup game ini setelah tamat, mungkin kamu akan merasa ada bagian dari dirimu yang juga ikut dibuka—dan itu tidak selalu menyenangkan.